"Eeee......... alangnga dolo doimu na'."
(sesaat kemudian saya membalik badan) Namun, belum sempat saya menyahut komentarnya beliau kembali berbicara"engka melo kuwelli, sibawa engkato pura wala na' deppa pura uwajai"
Tanpa pikir panjang saya kemudia merogoh sesuatu dalam kantong depan saya yang memang ada lembaran-lembaran didalamnya, sambil menghitung jumlah yang mesti saya berikan dan bisa pas untuk keperluannya.
Setelah itu...... saya tidak tau apalagi yang terjadi, apakah uang yang dimintanya sudah saya berikan atau belum? Karena ini hanyalah sebuah mimpi yang saya alami dan baru saat ini (16.30) menyadarinya. Mimpi yang membuatku merindukannya, sosok yang saya patuhi, sosok yang selalu membuatku merasa kehillangan dirinya.
Apa yang terjadi dalam mimpi itu, sebetulnya kejadian yang sering saya lakoni bersamanya beberapa tahun lalu semenjak saya menyelesaikan kuliah S1 dan kemudian menjadi tenaga honorer dibeberapa sekolah menengah atas di Bulukumba, itu mungkin hanyalah sebagian balas jasa saya (istilah ini mungkin lebih tepat kalau dinyatakan sebagai sebuah kewajiban anak pada orangtuanya). Ada uang atau tidak ada, maka saya akan berusaha untuk memberikannya, tidak perlu apakah saya yang berutang pada orang lain atau tidak, yang jelas saya harus memutar otak untuk membahagiakannya.
Walaupun itu sebuah mimpi, saya menganggapnya sebuah yang nyata dan ingin kembali melakoninya. Tapi, jujur dari mimpi ini saya sangat berbahagia karena kembali dipertemukan oleh sosok yang saya kagumi dan hormati yang sudah berada pada tempat yang juga saya akan datangi. Membuatku kembali untuk mengenanganya, mendoakannya (hal yang sudah jarang saya jalankan).
Terimakasih atas peringataMU yang terindah ya Allah [Alfatiha]
(sesaat kemudian saya membalik badan) Namun, belum sempat saya menyahut komentarnya beliau kembali berbicara"engka melo kuwelli, sibawa engkato pura wala na' deppa pura uwajai"
Tanpa pikir panjang saya kemudia merogoh sesuatu dalam kantong depan saya yang memang ada lembaran-lembaran didalamnya, sambil menghitung jumlah yang mesti saya berikan dan bisa pas untuk keperluannya.
Setelah itu...... saya tidak tau apalagi yang terjadi, apakah uang yang dimintanya sudah saya berikan atau belum? Karena ini hanyalah sebuah mimpi yang saya alami dan baru saat ini (16.30) menyadarinya. Mimpi yang membuatku merindukannya, sosok yang saya patuhi, sosok yang selalu membuatku merasa kehillangan dirinya.
Apa yang terjadi dalam mimpi itu, sebetulnya kejadian yang sering saya lakoni bersamanya beberapa tahun lalu semenjak saya menyelesaikan kuliah S1 dan kemudian menjadi tenaga honorer dibeberapa sekolah menengah atas di Bulukumba, itu mungkin hanyalah sebagian balas jasa saya (istilah ini mungkin lebih tepat kalau dinyatakan sebagai sebuah kewajiban anak pada orangtuanya). Ada uang atau tidak ada, maka saya akan berusaha untuk memberikannya, tidak perlu apakah saya yang berutang pada orang lain atau tidak, yang jelas saya harus memutar otak untuk membahagiakannya.
Walaupun itu sebuah mimpi, saya menganggapnya sebuah yang nyata dan ingin kembali melakoninya. Tapi, jujur dari mimpi ini saya sangat berbahagia karena kembali dipertemukan oleh sosok yang saya kagumi dan hormati yang sudah berada pada tempat yang juga saya akan datangi. Membuatku kembali untuk mengenanganya, mendoakannya (hal yang sudah jarang saya jalankan).
Terimakasih atas peringataMU yang terindah ya Allah [Alfatiha]
Update via Email
Artikel Terkait: